Saat hadir menjadi bintang tamu Farah Talk/Farah.id
Saat hadir menjadi bintang tamu Farah Talk/Farah.id
KOMENTAR

NAMA Khairany Soraya Punasharry dikenal sebagai sosok muda yang aktif dalam dunia social entrepreneurship.

Di antara sederet jabatan yang diembannya saat ini adalah Direktur MBC (Meetup Business Community), Founder AA Foundation, juga Ketua Bidang Perempuan ICMI Muda. Ketiga jabatan tersebut erat hubungannya dengan aktivitas sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Apa yang membuat Soraya memilih menjadi sociopreneur padahal telah lebih dulu sukses mengembangkan bisnis kontraktor dan properti?

“Saya dan beberapa teman memutuskan untuk ‘hijrah’, kami ingin bisnis yang kami jalankan tidak hanya berorientasi profit untuk pribadi meskipun tetap membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Kami ingin bisnis yang kami jalankan punya dampak lebih besar dan bisa dinikmati lebih banyak orang. Karena itulah saya kemudian memilih usaha yang menguntungkan secara finansial tapi juga bermanfaat untuk semakin banyak masyarakat,” ungkap Soraya saat ditemui Farah.id baru-baru ini di Kopi Timur, Jakarta.

AA Foundation menjadi sebuah aksi nyata Lulusan S1 Administrasi Bisnis dari Universitas Efurt, Jerman dan S2 Ilmu Komunikasi dari London School of Public Relations ini dalam menjalankan kegiatan sosial. Fokus pada pemberantasan buta aksara, AA Foundation giat memperkuat literasi dengan menyalurkan buku bagi anak-anak untuk menambah semangat membaca.

Yang juga tak kalah menginspirasi adalah kehadiran MBC alias Meet Up Business Community. Sesuai namanya, MBC adalah sebuah wadah sinergi yang mempertemukan banyak orang dari beragam bidang usaha dan keahlian bisnis. Pada akhirnya, tujuan MBC menciptakan ekosistem usaha berkelanjutan bagi masyarakat.

“MBC memberikan pengetahuan dan keterampilan usaha untuk mereka yang ingin mengambil tempat dalam wirausaha. Bisa menjadi produsen, penjual, reseller, atau bahkan dropshipper. Meskipun program kami terbuka untuk semua orang, kebanyakan anggota kami adalah perempuan,” jelas Soraya.

MBC mengadakan pelatihan hingga ke tingkat RW agar dampaknya bisa terasa konkret di tingkat grassroot.

“Jika ditanya mengapa lebih banyak perempuan yang mendaftar ke MBC, itu karena perempuan lebih kreatif, dan tangguh menghadapi kesulitan hidup. Terlebih lagi setelah pandemi COVID-19, banyak perempuan yang harus menjadi single fighter atau tulang punggung keluarga. Namun perempuan memiliki kemampuan yang sangta baik untuk beradaptasi dan mencari peluang di tengah kondisi sulit, karena itulah MBC juga menjadi wadah pemberdayaan perempuan,” papar perempuan yang tergabung dalam Angkatan Muda Ka’bah (AMK) ini.

Ia pun tak lelah menyemangati perempuan Indonesia untuk kian berdaya dan menjadi kunci majunya peradaban bangsa dan negara.

“Perempuan adalah tiang negara. Ketika tiang negara mampu berdiri kokoh, maka negara akan bermartabat dan maju. Namun ketika tiang negara tidak kuat menopang, maka negara bisa hancur,” kata Soraya.

Perempuan energik ini juga menyebutkan bahwa jika perempuan berhasil menjalankan perannya sebagai ibu sekaligus madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya, maka itu berarti ia telah berhasil mendidik satu generasi,” pungkas Soraya.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women